Ola!
Selamat Tahun Baru 2022!
Whuaaa… blog ini sangat penuh sarang laba-laba. Lama tak update. Banyak yang terendap di draft. Mari mulai kembali menulis blog lagi tahun ini. Kembali belajar menyalurkan emosi di blog lagi. Selain menyalurkan emosi di tempat lain, tentunya kali ini sudah belajar menyalurkan emosi dengan aman.
2021 baru aja berlalu….
Kenapa dikasih judul itu?
Sungguh seperti roller coaster sih, naik turun. Terutama emosi, hati, pikiran, dan fisik. Eh fisik mungkin masih lebih banyak di rumah sih ya. Tapi memang semenjak pandemi di 2020 itu, segala kehidupan seperti roller coaster. Tak tertebak, segala rencana bisa aja sekadar rencana.
Awal 2021 diawali dengan berita bahagia, adik satu-satunya menikah. Tanggalnya pun sama seperti tanggal pernikahan Nyokap Bokap. Alhamdulillah ya, masih situasi pandemi. Jadi terbatas. Segala pertanyaan standar tak ada yang mencetuskan, mungkin ga enak sama gue. Tapi ya udah belajar masa bodo dan sudah menyiapkan jawaban juga. Ditodong pertanyaan kapan? Ya todong balik. Hahahaha. Kali ini jawabannya adalah, “doakan saja ya. Atau ada yang mau dikenalin? Boleh kok. Kan kenalan dulu aja, gapapa. Selow kok aku mah.”
Jawaban itu juga berlaku ketika nikahan adik sepupu di akhir tahun 2021, di bulan November. Ada istrinya kakak sepupu yang menanyakan, dijawab gitu, lah kok malah dibilang nanti kalo dikenalin ga cocok, dll. Mba, kan belum dikenalin yak. Makanya tak usah nanya macam netijen. 😆
April-Mei.
Bulan Roller Coaster bagi spiritualitas. Ku bergabung ke satu kelompok yang merasa punya kecocokan. Tapi ternyata roller coaster, masuk ke satu dunia yang aku bingung, merasa deg2an, mikir lagi dan lainnya. Walau akhirnya menjelang akhir Ramadhan akhirnya ku keluar. Tapi ga menyesal juga sih sempat bergabung ke situ. Jadi tau sisi lain. Ku mendapat keluarga baru. Walau ya namanya juga keluarga ya, pasti ada yang ga cocok. Bersepakat untuk ga sepakat. Ku keluar dan berpisah dengan mereka, tapi masih ada di media sosial. Boleh ga sepakat, ya asal ga saling mengganggu dan membuat konflik ya. Ku tetap mendoakan kalian yang baik kok. Ku tetap sayang kalian dengan seizinNya. Peluk kalian semua dengan kasih sayangNya.
Pertengahan Tahun. Roller coaster yang turun lagi. Merasa berada di bawah sih ini kalo versi roller coaster. Setelah April itu mulai turun. PPKM tingkat 3-4, rumah sakit hampir collaps, kasus covid-19 meningkat sangat tajam. Banyak orang kehilangan keluarga akibat covid-19, keluarga ku pun mengalaminya. Dua orang keluarga meninggal akibat covid-19. Adik terkena covid, di saat yang bersamaan banyak keluarga yang terkena juga. Pas baru sekitar seminggu isoman, dapat kabar salah satu om dan tante terkena. Om butuh masuk RS. Nyari ambulance susah. Bantu telp buat nyari ambulance, kerahkan segala kenalan buat mencari bantuan dan mencari informasi. Tante yang masih positif pun terpaksa mendampingi ke RS. Akhirnya diterima di IGD, malamnya akhirnya masuk ke ICU, tapi Allah berkata lain, subuh Om berpulang. Ga lama Om berpulang, tante akhirnya masuk RS, itu pun dapat RS yang sudah di pinggiran. Bersyukur masih bisa masuk ke RS, dokternya udah panik katanya, nanya kok baru masuk, katanya telat dikit ya sudah lewat.
Om berpulang di awal Juli. Di akhir Juli atau awal Agustus gitu, salah satu tante pun berpulang karena covid. Sehari setelah Idul Adha. Itu katanya sehari sebelumnya sudah dibawa ke RS tapi pulang lagi, lupa detail ceritanya karena apa dipulangin lagi. Kalo ga salah itu pas Idul Adha. Besoknya udah ga bisa makan, siang makan udah ga masuk, sore baru dibawa ke RS, masih sulit cari RS juga. Akhirnya dapat RS, baru lah tes. Jam 11 malam hasil keluar, positif. Udah usaha perawatan di IGD, Allah pun memanggilnya di paginya.
Tante ini sempat hadir di nikahan adik yang di Februari. Alhamdulillah ya masih sempat kumpul keluarga besar, 9 kakak beradik dari keluarga Bokap lengkap.
Juli itu bareng beberapa keluarga baru itu membentuk satu komunitas lintas agama, Sawiji Cahyaning Gusti. Saling mengingatkan untuk mendekat kepadaNya. Saling bertoleransi antar agama. Ini juga penuh roller coaster. Seperti Iman yang naik turun. Tapi berusaha saling mengingatkan agar ga selalu ada di bawah. Kalau ada satu yang turun, satu tarik juga naik. Ku sayang kalian semua keluarga SaCaTi-ku. Terima kasih telah menemani dalam setiap prosesku dan ga meninggalkan ku pas lagi turun yaaa…. Drama-drama pasti ada, tapi semoga tetap saling merangkul yaaa…. Sehat-sehat selalu kaliaannn….
November bulan yang padat merayap. Akhir Pekan selalu full di studio, ikut bantuin Rangkaian Festival Dongeng Indonesia. November bulan senang-senang. Walau badan letih sih. Berasa lama bulan November tuh.
Tapi di November akhirnya ku nonton konser Kang Hedi lagi. Terima kasih ya, Kang. Sungguh Pagelaran #3553 itu kece dengan persiapan yang singkat. Setelah 2 tahun ga nonton Kang Hedi live lagi, akhirnya di November ku bisa nonton 2 kali. Satu di konser, satu lagi di nikahan adik sepupu. Alhamdulillah.
Oh iya, di 2021 itu juga sebagai ajang ku healing menghadapi satu trauma. Healing menghadapi orang itu sih. Mungkin pernah ku tulis di tahun 2018 itu. Terima kasih kepadaNya, Alhamdulillah 2 kali ditugaskan ke luar kota bareng orang itu, akhirnya ku udah membaik. Udah bisa bersikap biasa aja.
Terima kasih 2021 yang sangat penuh warna. Terima kasih buat keluarga, teman-teman, dan orang-orang yang telah ketemu di 2021 dengan perannya masing-masing untuk membantuku berproses dan belajar. Terima kasih buat semua yang sudah menjadi teman belajarku dan menemaniku berproses.
Semoga di 2022 ini, yang juga ku memasuki usia 33 di tahun ini, ku tak kembali remedial dengan hal-hal sebelumnya. Semoga segala rencana, doa, dan harapan ku direstui olehNya. Semoga kita semua sehat selalu. Semoga kita aman nyaman dalam menjalani setiap proses kehidupan.
Love you all.